Paradise Youth Activity for Humanity
04 February, 2009
Ada satu kegiatan yang tak akan pernah terlupakan olehku, Paradise Youth Activity for Humanity. Kegiatan yang diselenggarakan Minggu, 27 Oktober 2002 merupakan kegiatan entertainment pertama yang diselenggarakan setelah peristiwa tragedi kemanusiaan Bom Bali satu.
Awalnya kegiatan ini bernama "Paradise Youth Activity", kami rencanakan sejak April 2002 yang mencakup lomba graffiti dengan media drum, lomba skate board, live music & pameran lukisan. Acara yang diselenggarakan di lobby, halaman depan dan panggung terbuka RRI Denpasar tersebut dikomandani Paulus Suardi (Paradise FM) dan Jango Paramarta (Bog Bog Bali Cartoon Magazine) plus disokong oleh Piping, Bali Rock Community dan Paradise FM - RRI Denpasar.
Dalam perjalanan dan persiapan yang makin matang, peristiwa tragis Bom Bali satu meledak. Selama satu minggu kami terdiam dalam bisu, tak berkomunikasi satu sama lain, shock, stag.
Hari kedelapan mulailah Jango membuka komunikasi dengan menghubungiku yang kemudian bertemu di Warung Tresni untuk membicarakan kelangsungan acara kami.
Kesepakatan bersama, acara tetap akan berjalan dan title acara kami ganti menjadi: Paradise Youth Activity for Humanity dengan jargon "The Spirit of Bali Never Die".
Acara yang tadinya bersifat hiburan, kami alihkan menjadi penggalangan dana.
Live music kami alihkan menjadi akustik (SID bisa juga akustik lho, tx mate).
Kami bersyukur para sponsor tidak mundur, tetap tancap gas.
Saat menjelang petang kami mendapat kunjungan simpati beberapa teman artis dari Jakarta yang sebelumnya berkunjung ke lokasi ledakan dan menengok korban di RS Sanglah. Mereka a.l. Grace Simon, Kaka Slank, Chrisye (alm), Katon Bagaskara, Armand Maulana, Dewa Bujana (Gigi), Dhani Widjanarko (manager Gigi)dan Ayu Laksmi.
Saat itu Dhani Widjanarko, manager Gigi, menyerahkan sumbangan yang dikumpulkan saat konser Gigi di Jakarta kepada Camat Kuta untuk diteruskan kepada para korban.
Kaka Slank, dkk menyumbang lagu (setelah diskusi dengan Gus Martin tentang lagu apa yang akan dibawakan masing-masing) dan penonton merogoh saku & mengeluarkan isi dompetnya untuk menyumbang bagi para korban. Bukan hanya rupiah yang terkumpul, terdapat beberapa mata uang asing seperti mata uang Vietnam, China & Philipina.
Dana yang terkumpul lumayan, baik dari sumbangan spontan penonton maupun dari hasil penjualan lukisan.
Sumbangan langsung kami serahkan seminggu setelah acara kepada salah satu korban di kantor Bog Bog Bali Cartoon Magazine. Tidak banyak memang namun tetap berarti.

